Kamis, 08 Desember 2011

Penggunaan Kartu Konsep Konstitusi dan Sistem Pemerintahan Dalam mencapai Kompetensi Dasar tentang Berbagai Konstitusi dan Sistem Pemerintahan di kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi.

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan belajar mengajar di kelas disadari sebagai suatu proses yang membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, guru hendaknya menyempatkan diri untuk melakukan berbagai hal yang dipandang perlu demi tercapainya tujuan pembelajaran melalui kegiatan belajar  di kelas. Mengingat perlunya persiapan-persiapan optimal dalam pembelajaran, maka strategi model-model pengajarannya sangat penting untuk dirumuskan. Pada saat itulah keterampilan guru untuk memilih dan merekayasa model pembelajaran sangat diperlukan.
  Dalam hal ini, penulis menemukan kendala yang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan KBM di kelas, yaitu seringkali perencanaan yang dipersiapkan tidak mampu memancing miotivasi siswa dalam kegiatan pemebelajaran di kelas dan tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).  Seiring dengan ditemukannya kendala tersebut, penulis juga memahami bahwa sangat diperlukan adanya model pembelajaran yang variatif dan sesuai untuk  setiap kompetensi dasar yang hendak disampaikan kepada siswa. Ketika penulis menyampaikan kompetensi dasar tentang Berbagai Konstitusi yang pernah Berlaku di Indonesia yang  mempunyai tujuan agar siswa mencapai penguasaan konsep dan mampu mengaplikasikannya dengan pendekatan inquiri dan metode ekspositorik soal, ternyata hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara konsep siswa kurang menguasai, demikian juga dalam hal kemampuan aplikasi konsep juga ternyata masih rendah, dengan kata lain belum berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan.Di samping itu, pada saat kegiatan belajar di kelas, siswa kurang menunjukkan motivasi dan keterlibatan dalam proses belajar juga kurang menunjukkan keaktifan.
Berdasarkan temuan tersebut, judul penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan adalah:  Penggunaan Kartu Konsep Konstitusi dan Sistem Pemerintahan Dalam mencapai Kompetensi Dasar tentang Berbagai Konstitusi dan Sistem Pemerintahan di kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi.
B.     RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ditemui pada saat penulis menyampaikan materi tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan di kelas VIII C adalah siswa kurang termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran serta sulit memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan konstitusi dan sistem pemerintahan.  Oleh karena itu, penulis merencanakan penelitian dengan rumusan sebagai berikut :
1.      apakah dengan penggunaan kartu konsep tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan dapat menyebabkan siswa kelas VIII C mampu  terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas?
2.      Apakah dengan penggunaan kartu konsep tentang berbagai konstitusi dan sistem  Pemerintahan dapat menyebabkan siswa kelas VIII C dapat mencapai kompetensi dasar tentang Berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan .


C.       TUJUAN PENELITIAN
     Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah penggunaan kartu konsep tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas dan mencapai kompetensi dasar tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia.


D.       MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:
1.      Guru
Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dipilih untuk menyampaikan materi tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan di Indonesia.
2.      Siswa
Memudahkan siswa dalam memahami materi tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia, karena siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan mampu menemukan keterkaitan antar konsep dalam materi konstitusi dan system pemerintahan
3.      Sekolah
Sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memotivasi guru dalam mencarimodel-model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar, sehingga memberikan kontribusi bagi upaya sekolah dalam mencapai kualitas akademik yang lebih baik.

E.     BATASAN MASALAH
Untuk memudahkan penelitian dan pertimbangan terlalu luasnya permasalahan,  maka penulis menetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penggunaan kartu konsep tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas?
2.      Bagaimana penggunaan kartu konsep tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia dapat menyebabkan siswa mencapai kompetensi dasar tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia?


BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A.     Tinjauan Pustaka
1.      Teori Belajar Konstruktivistik
Belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi pengetahuan yang dilakukan setiap individu. Sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya (2008 : 246), Piaget berpendapat bahwa sejak sejak kecil setiap anak sudah mempunyai struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk melalui pengalaman yang kemudian mengalami penyempurnaan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyempuranaan skema; dan akomodasi adalah proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru. Semua itu (asimilasi dan akomodasi) terbentuk berkat pengalaman siswa. 
Proses pemerolehan pengetahuan semacam inilah yang seharusnya dialami siswa. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan model pembelajaran kontekstual di mana pengetahuan ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain tidak akan bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional.

2.    Peran motivasi dalam pembelajaran
Secara umum orang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Hal ini diyakini sebab tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas. Sanjaya (2008 : 249) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Hal ini sejalan dengan pengertian motivasi dari Frederick J. McDonald (1959) bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

3.    Media Pendidkan
Hamalik (1989) mengemukakan bahawa  media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi, dan interaksi  antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar di kelas sangat berperan dalam upaya mencapai tujuan pengeajaran. Dalam hal ini, guru menggunakan media untuk memberikan stimulus agar siswa memusatkan perhatian dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas.
Sebagaimana pendapat Hamalik tersebut di atas, media dapat berupa alat atau perangkat, metode maupun teknik mengajar guru. Dengan kata lain, metode yang digunakan  guru dalam menyampaikan materi apabila bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi dan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sekaligus metode itu sebagai media.

B.     Kerangka Berpikir
Dalam upaya revitalisasi pengajaran PKn yang menempatkan pengetahuan ketatanegaraan sebagai salah satu target pembelajaran, seringkali menemui kendala kurangnya referensi model pembelajaran yang sesuai dan mampu mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang diharapkan.  Hal ini menyebabkan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru belum mampu menciptakan suasana yang kondusif dan produktif untuk mengundang siswa agar terlibat secara aktif, interaktif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas.
Dalam pengajaran PKn yang titik beratnya terletak pada ranah afektif guru terbiasa menggunakan model pembelajaran dengan metode dan media yang cocok untuk  pengajaran afektif, padahal untuk materi tata Negara siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep yang berada pada ranah kognitif. Dalam hal ini, guru hendaknya menguasai model-model pembelajaran yang memudahkan siswa memahami konsep-konsep tatanegara.
Karena belajar konsep merupakan proses berpikir induktif, maka dalam kegiatan belajar dibutuhkan lebih banyak stimulus agar siswa memahami konsep melalui suatu bentuk belajar penemuan (discovery learning) (Willis Dahar, 1989:81) Oleh karena itu, ketika siswa mempelajari konsep-konserp tata Negara khususnya mengenai konstitusi dan system pemerintahan, diperlukan model pembelajaran yang memiliki metode dan media yang mampu menstimulus siswa menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari.
Akan tetapi, walaupun materi ketatanegaraan lebih banyak berada di ranah kognitif, guru hendaknya juga memperhatikan taksonomi tingkat mana yang bisa dicapai dari ketiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, dalam merumuskan rencana pengajaran, hendaknya dipilih metode dan media yang mempu merangsang ketiga domain tersebut, bahkan dimungkinkan menggunakan multi metode dan multi media.

BAB  III
METODE PENELITIAN
A.      Pendekatan penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti suatu daur (siklus) yang di dalamnya terdapat kegiatan merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan, dan melaksanakan refleksi-pada-seluruh-tindakan-sebelumnya.
Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang diterapkan dalam metode PTK. Penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti dan dibantu oleh tiga orang observer.
B.      Prosedur penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 tahap, yaitu :
1.      Perencanaan tindakan (planning)
2.      Pelaksanaan Tindakan (action)
3.      Observasi-(observation)
4.      Refleksi-(reflection)
C.      Subjek dan tempat penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas VIII C di SMP Al Amanah cileunyi

D.      Waktu penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan, penulis menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan, dari bulan oktober s.d desember, selama 2 bulan itu digunakan untuk tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian.
 Adapun jadwal utuk penelitian ini dapat dilihat pada table berikut:

No
Kegiatan
November
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4

Perencanaan
v








Pembelajaran (siklus I dan II)

v
v
v





Evaluasi




v




Pengumpulan data





v



Penyusunan hasil





v
v


Pelaporan hasil







v

E.       Instrumen penelitian

1.      Lembar pengamatan atau observasi untuk siswa dan guru
Lembar ini digunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran hingga evaluasi dan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.
2.      Tes kemampuan kognitif siswa terhadap konsep konstitusi dan system pemerintahan daerah  jika pembelajaran meggunakan media kartu konstitusi dan system pemerintahan. .
3.      Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diajukan kepada sejumlah responden, dalam hal ini siswa kelas VIII C  secara tertulis untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan tertulis.



BAB  IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil peneltian yang telah diolah dan dianalisa tentang Penggunaan Kartu Konsep Konstitusi dan system Pemerintahan Dalam Mencapai Kompetensi Dasar tentang Berbagai Konstitusi dan Sistem Pemerintahan di Kelas VIII C  SMP Al Amanah Cileunyi, untuk kemudian ditafsirkan berdasarkan fakta-fakta yang peneliti dapatkan di lapangan. adapun deskripsi hasil penelitian dan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut.
A.      Hasil Penelitian dan Pembahasan dari Siklus 1
Pada siklus 1 peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas berdasarkan Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan di kelas 8 C dengan scenario pembelajaran sebagai berikut.

No
Kegiatan Belajar
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
1
Pendahuluan
a.       Membaca al Qur’an dan tarjamahnya.
b.      Cek absensi siswa
c.       Setting ruang dan kesiapan siswa.
d.      Persiapan alat tulis, buku sumber, kebersihan kelas, dan motivasi belajar.

e.       Apersepsi : mengingatkan siswa mengenai tugas membaca tabel tentang sistem ketatanegaraan di Indonesia pada pertemuan sebelumnya.
f.       Informasi kompetensi yang hendak dicapai.

a.       Membaca al Qur’an dan tarjamah.
b.      Cek absensi.
c.       Menyiapkan kelas
d.      Melakukan apersepsi.
e.       Menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai.
a.       Membaca al Qur’an dan tarjamahnya
b.      Menyiapkan diri
c.       Menyimak penjelasan guru tentang kompetensi yan g hendak dicapai.
10’
2
Pembagian kartu konsep Konstitusi,  setiap siswa mendapat satu kartu konsep
Membagikan kartu konsep
Membaca kartu konsep yang diperoleh dan mencocokannya dengan table sistem ketatanegaraan di buku catatan masing-masing.

5’
3.
Kegiatan Inti
a.       Guru menyebutkan periode berlakunya konstitusi secara berurut, berikut sistem ketatanegaraan yang ditanyakan, yaitu : bentuk Negara, system pemerintahan, kepala Negara, kepala pemerintahan, dan konstitusi yang berlaku.
b.      Siswa menyimak periode berlakunya konstitusi dan mencocokan pertanyaan guru tentang sistem ketatanegaraan di Indonesia dengan kartu yang dipegang oleh masing-masing siswa.

c.       Siswa yang kartunya cocok dengan jawaban pertanyaan guru maju ke depan kelas sambil menunjukkan kartunya.

d.      Guru mencocokan kembali pertanyaan seputar system ketatanegaraan pada periode yang telah disebutkan dengan kartu yang dipegfang siswa di depan kelas.
e.       Siswa dengan kartu yang cocok dengan pertanyaan guru diperbolehkan duduk, sedangkan siswa yang keliru mencocokan kartunya harus menjawab pertanyaan guru seputar system ketatanegraan pada periode yang cocok dengan kaatu yang dipegangnya.
a.        Menyebutkan periode berlakunya konstitusi secara berurut, berikut sistem ketatanegaraan yang ditanyakan, yaitu : bentuk Negara, sistem pemerintahan, kepala Negara, kepala pemerintahan, dan konstitusi yang berlaku.

b.       Mencocokkan kembali pertanyaan seputar system ketatanegaraan pada periode yang telah disebutkan dengan kartu yang dipegang siswa di depan kelas.







c.           Mengajukan pertanyaan seputar sistem ketatanegraan pada periode yang cocok dengan kaatu yang dipegang siswa.
f.       Menyimak periode berlakunya konstitusi dan mencocokan pertanyaan guru tentang sistem ketatanegaraan di Indonesia dengan kartu yang dipegang oleh masing-masing siswa.

g.      Siswa yang kartunya cocok dengan jawaban pertanyaan guru maju ke depan kelas sambil menunjukkan kartunya.

h.      Siswa yang kartunya memang benar cocok derngan pertanyaan guru, kembali ke tempat duduk.
i.        Siswa yang keliru mencocokkan kartunya, harus menjawab pertanyaan seputar system ketatanegraan yang sesuai dengan kartu yang dipegangnya.

15’
4.
Penutup
a.       Refleksi  pembelajaran melalui Klarifikasi konsep dan penyimpulan bersama siswa
b.      Post test tertulis:
1)      Sebutkan periode berlakunya konstitusi di Indonesia
2)      Siapakah kepala Negara dan kepala pemerintahan pada masa berlakunya Konstitusi RIS 1949?
3)      Apakah bentuk Negara Indonesia pada masa berlakunya UUD 1`945 dan Konstitusi RIS 1949

4)      Konstitusi apakah yang berlaku di Indonesia pada periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959?

5)      Konstitusi apakah yang berlaku sekarang di Indonesia?
c.       Mengklarirfikasi konsep-konsep konstitusi dan sistem ketatanegaraan yang paling banyak dipahami keliru oleh siswa.

d.      Bersama siswa merumuskan kesimpulan.

e.       Mendiktekan pertanyaan pada saat post test.
a.       Menyimak penjelasan guru dan memperbaiki catatan di buku masing-masing.

b.      Merumuskan kesimpulan bersama guru.

c.       Menjawab pertanyaan guru pada saat post test di kertas selembar.
10’


Selanjutnya, dari hasil tes di akhir pelajaran diperoleh hasil sebagai berikut.


KELAS VIIIC






NO
NAMA SISWA
NILAI POSTES

1
Anggita Meira
75

2
Ariel Arliansyah PP
95

3
Ariyadi Maulana Putra
80

4
Arssy Graha Fadillah  Sari
55

5
Asep Misbah Haeruman
35

6
Asri Salma Barokah
100

7
Ayu Amalia Saputri
80

8
Diwan Sandi Sontani
43

9
Eka Nur Amalia Sri Noviani
100

10
Farah Faradina
100

11
Farid Al Farisi
95

12
Ihda Nurhidayati
70

13
Iqbal Ramadhani
70

14
Ismaliza Husnia Al Rasyid
80

15
M. Rifki Alfarisi
85

16
Miftahul Rizki
50

17
Mitha Ariesta Khafidhah
83

18
Mochamad Ramly Elhakim
75

19
Mochammad Rafi
90

20
Pungkas Widianto
65

21
Rahman Maulana
sakit

22
Retna Sunari
95

23
Rivan Nurdiyanto
83

24
Rizaldy Faturachman Elfendi
90

25
Saeful Hanif
80

26
Salsabila Salwa
100

27
Salsabillanisa
100

28
Siti Fahimah
60

29
Siti Maryam Permatananda
75

30
Wati Wahyuni
65

31
Wildan
25


Apabila nilai hasil belajar tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kategori sesuai pedoman pengkategorian dari Arikunto (2005), maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi  pada siklus I sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2  Distribusi dan persentase nilai hasil belajar  siswa kelas VIII C  SMP Al Amanah Cileunyi  pada kompetensi dasar tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan di Indonesia.
Kategori
Interval Nilai
Jumlah siswa
Persentase
Baik sekali
80 – 100
17
56, 7
Baik
66 -79
5
16,6
Cukup
56 – 65
3
10
Kurang
40 – 55
3
10
Gagal
< 39
2
6,7
Jumlah
30
100 %

Tabel 2 menunjukkan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan ke dalam 5 kategori menurut Arikunto (2005). Maka distribusi, dan presentase serta kategori hasil belajar siswa  setelah mengikuti KBM dengan menggunakan media kartu konstitusi dan sistem pemerintahan menunjukkan 56,7 % siswa termasuk kategori baik sekali, dan 16,6 % termasuk kategori baik..
Di samping itu, apabila berpedoman pada parameter yang dikemukakan oleh A. Suryadi (1978 : 20), sebagaimana dikemukakan berikut ini :
a.                  0%      ditafsirkan tidak ada
b.       1%  -  24%     ditafsirkan sebagian kecil
c.       25% -  49%      ditafsirkan hampir setengahnya
d.                 50%      ditafsirkan setengahnya
e.       51%   -  74%     ditafsirkan sebagian besar
f.        75%  -  99%     ditafsirkan hampir seluruhnya
g.                   100%   ditafsirkan seluruhnya
Maka berdasarkan tabel 2 dapat ditafsirkan bahwa bahwa sebagian besar nilai yang diperoleh siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi termasuk kategori baik sekali.

Untuk ketuntasan hasil belajar, dapat dilihat berdasarkan daya serap siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran PKn Kelas VIII adalah 70.  Jika siswa memperoleh nilai kurang dari 70, maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas dan jika memperoleh nilai lebih dari sama dengan 70, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Distribusi, frekuensi dan persentase hasil belajar PKn pada kompetensi dasar Konstitusi dan sistem pemerintahan,  dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4  Deskripsi  ketuntasan belajar berbagai kostitusi dan sistem pemerintahan kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi pada siklus I
Kategori
KKM
Jumlah siswa
Presentase (%)
Tidak tuntas
0 – 69
8
26,7
Tuntas
70 – 100
22
73,3
Jumlah
30
100

Berdasarkan tabel  4  menunjukkan bahwa dari          30 siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi, sebanyak 73,3 % siswa dinyatakan tuntas untuk kompetensi dasar Konstitusi dan system pemerintahan.

Refleksi siklus 1
Pelaksanaan kegiatan belajar di kelas VIII C khususnya padda saat materi konstitusi dan system pemerintahan sebelumnya kurang menunjukkan antusiasme dan keterlibatan aktif dari siswa. Hal ini diketahui bukan hanya terlihat pada saat KBM berlangsung , melainkan juga dari hasil evaluasi di kelas sebelumnya menunjukkan banyak siswa yang tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Game Make A Match Card merupakan media pembelajaran PKn yang dirancang dan digunakan dalam KBM untuk mempelajari berbagai konstitusi dsan system pemerintahan di Indonesia. Adapun tujuan pemilihan media kartu konstitusi adalah karena media ini adalah:
a.       Membantu menstimulus, mengundang, dan melibatkan seluruh potensi siswa, baik kognitif, afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran
b.      Membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran konstitusi dan system pemerintahan.
Pelaksanaan KBM pada siklus satu berjalan lancar dan melibatkan tiga orang observer, yaitu Nurhayati, S.Pd (Guru senior), Ujang Abdul Muhyi, S.Pd (PKS Kurikulum, dan Endang Lis, S.Pd ( Guru bidang studi serumpun). Selama KBM, siswa menunjukkan perhatian terhadap penjelasan  peneliti mengenai aturan main game Make A Match Card, dan  pada saat pelaksanaan KBM secara utuh siswa menunjukkan motivasi dan keterlibatan. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi para observer (terlampir). Akan tetapi bila memperhatikan hasil tes belajar di akhir jam pelajaran, ternyata terdapat 8 orang (26,7%) yang belum mencapai kompetensi (belum tuntas), oleh karena itu, peneliti berdiskusi dengan para observer mengenai kekurangan atau kelemahan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu konstitusi. Berdasarkan hasil diskusi tersebut diperoleh masukan-masukan sebagai berikut:
1.aturan main game kartu konstitusi kurang jelas disosialisasikan kepada siswa, sehingga dimungkinkan terdapat siswa yang belum memahami permainan tersebut hingga sulit pula memahami materi yang dibawakan dalam permainan.
2. Pada saat KBM berlangsung, guru kurang intensif melakukan interaksi dengan seluruh siswa
3. Guru kurang melakukan eksplorasi terhadap siswa yang mendapat giliran maju ke depan kelas dan siswa yang keliru mencocokkan kartunya dengan jawaban atas pertanyaan guru pada saat game berlangsung.
4. Pada saat KBM dengan menggunakan Game Make A Match Card, peneliti mengalami kendala komunikasi dengan siswa, yaitu harus mengulang-ulang pertanyaan sejelas mungkin agar siswa dapat meencocokkan kartunya dengan jawaban atas pertanyaan guru, dan hal itu cukup melelahkan.
Masukan-masukan dari para observer tersebut dijadikan sebagai dasar dilakukannya perbaikan-perbaikan pada tindakan penelitian kelas siklus 2.

B.     Hasil Penelitian dan Pembahasan dari Siklus 2
Pada siklus 2 peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas berdasarkan Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada siklus satu. Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut.

No
Kegiatan Belajar
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
1
Pendahuluan
g.       Membaca al Qur’an dan tarjamahnya.
h.      Cek absensi siswa
i.        Setting ruang dan kesiapan siswa.
j.        Persiapan media pembelajaran berupa in focus, alat tulis, buku sumber, kebersihan kelas, dan motivasi belajar.

k.      Apersepsi : menginformasikan hasil belajar tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan di Indonesia pada pertemuan sebelumnya.
l.        Informasi kompetensi yang hendak dicapai.

f.        Membaca al Qur’an dan tarjamah.
g.       Cek absensi.
h.      Menyiapkan kelas
i.        Melakukan apersepsi.
j.        Menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai.
d.      Membaca al Qur’an dan tarjamahnya
e.       Menyiapkan diri
f.        Menyimak penjelasan guru tentang kompetensi yan g hendak dicapai.
10’
2
Pembagian kartu konsep Konstitusi,  setiap siswa mendapat satu kartu konsep
Membagikan kartu konsep
Membaca kartu konsep yang diperoleh dan mencocokannya dengan table sistem ketatanegaraan di buku catatan masing-masing.

5’
3.
Kegiatan Inti
a.       Guru menyampaikan aturan main dari Game A Match Card.

b.      Guru menampilkan periode berlakunya konstitusi secara berurut pada layar in focus, berikut sistem ketatanegaraan yang ditanyakan, yaitu : bentuk Negara, system pemerintahan, kepala Negara, kepala pemerintahan, dan konstitusi yang berlaku.
c.       Siswa menyimak periode berlakunya konstitusi dan mencocokan pertanyaan guru tentang sistem ketatanegaraan di Indonesia dengan kartu yang dipegang oleh masing-masing siswa.

d.      Siswa yang kartunya cocok dengan jawaban pertanyaan guru maju ke depan kelas sambil menunjukkan kartunya.

e.       Guru mencocokan kembali pertanyaan seputar system ketatanegaraan pada periode yang telah disebutkan dengan kartu yang dipegang siswa di depan kelas.
f.        Siswa dengan kartu yang cocok dengan pertanyaan guru diperbolehkan duduk, sedangkan siswa yang keliru mencocokan kartunya harus menjawab pertanyaan guru seputar system ketatanegraan pada periode yang cocok dengan kaatu yang dipegangnya.
a.       Menyampaikan aturan main Game a Match Card

b.      Menyebutkan periode berlakunya konstitusi secara berurut, berikut sistem ketatanegaraan yang ditanyakan, yaitu : bentuk Negara, sistem pemerintahan, kepala Negara, kepala pemerintahan, dan konstitusi yang berlaku.

d.       Mencocokkan kembali pertanyaan seputar system ketatanegaraan pada periode yang telah disebutkan dengan kartu yang dipegang siswa di depan kelas.







e.           Mengajukan pertanyaan seputar sistem ketatanegraan pada periode yang cocok dengan kaatu yang dipegang siswa.
a.       Menyimak penjelasan guru mengenai aturan mai Game A Match Card.

b.      Menyimak periode berlakunya konstitusi dan mencocokan pertanyaan guru tentang sistem ketatanegaraan di Indonesia dengan kartu yang dipegang oleh masing-masing siswa.

c.       Siswa yang kartunya cocok dengan jawaban pertanyaan guru maju ke depan kelas sambil menunjukkan kartunya.


d.      Siswa yang kartunya memang benar cocok dengan pertanyaan guru, kembali ke tempat duduk.
e.       Siswa yang keliru mencocokkan kartunya, harus menjawab pertanyaan seputar system ketatanegraan yang sesuai dengan kartu yang dipegangnya.

15’
4.
Penutup
f.        Refleksi  pembelajaran melalui Klarifikasi konsep dan penyimpulan bersama siswa
g.       Post test tertulis:
6)      Sebutkan periode berlakunya konstitusi di Indonesia
7)      Siapakah kepala Negara dan kepala pemerintahan pada masa berlakunya Konstitusi RIS 1949?
8)      Apakah bentuk Negara Indonesia pada masa berlakunya UUD 1`945 dan Konstitusi RIS 1949

9)      Konstitusi apakah yang berlaku di Indonesia pada periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959?

10)  Konstitusi apakah yang berlaku sekarang di Indonesia?
h.      Mengklarirfikasi konsep-konsep konstitusi dan sistem ketatanegaraan yang paling banyak dipahami keliru oleh siswa.

i.        Bersama siswa merumuskan kesimpulan.

j.        Mendiktekan pertanyaan pada saat post test.
d.      Menyimak penjelasan guru dan memperbaiki catatan di buku masing-masing.

e.       Merumuskan kesimpulan bersama guru.

f.        Menjawab pertanyaan guru pada saat post test di kertas selembar.
10’


Selanjutnya, dari hasil tes di akhir pelajaran pada siklus 2 diperoleh hasil sebagai berikut.

TABEL 5. HASIL POSTES SIKLUS  II
KELAS VIIIC





NO
NAMA SISWA
NILAI SIKLUS II

1
Anggita Meira
97

2
Ariel Arliansyah PP
100

3
Ariyadi Maulana Putra
100

4
Arssy Graha Fadillah  Sari
75

5
Asep Misbah Haeruman
60

6
Asri Salma Barokah
100

7
Ayu Amalia Saputri
90

8
Diwan Sandi Sontani
85

9
Eka Nur Amalia Sri Noviani
100

10
Farah Faradina
100

11
Farid Al Farisi
100

12
Ihda Nurhidayati
80

13
Iqbal Ramadhani
90

14
Ismaliza Husnia Al Rasyid
95

15
M. Rifki Alfarisi
100

16
Miftahul Rizki
65

17
Mitha Ariesta Khafidhah
100

18
Mochamad Ramly Elhakim
100

19
Mochammad Rafi
100

20
Pungkas Widianto
70

21
Rahman Maulana
90

22
Retna Sunari
100

23
Rivan Nurdiyanto
90

24
Rizaldy Faturachman Elfendi
100

25
Saeful Hanif
100

26
Salsabila Salwa
100

27
Salsabillanisa
100

28
Siti Fahimah
70

29
Siti Maryam Permatananda
85

30
Wati Wahyuni
70

31
Wildan
65








Apabila nilai hasil belajar tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori sesuai pedoman pengkategorian dari Arikunto (2005), maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi  pada siklus 2  dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6  Distribusi dan persentase nilai hasil belajar  siswa kelas VIII C  SMP Al Amanah Cileunyi  pada kompetensi dasar tentang berbagai konstitusi dan sistem pemerintahan di Indonesia.
Kategori
Interval Nilai
Jumlah siswa
Persentase
Baik sekali
80 – 100
24
77,4
Baik
66 -79
4
12,9
Cukup
56 – 65
3
9,7
Kurang
40 – 55
0
0
Gagal
< 39
0
0
Jumlah
31
100 %

Tabel 2 menunjukkan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan kedalam 5 kategori menurut Arikunto (2005). Maka distribusi, dan presentase serta kategori hasil belajar siswa  setelah mengikuti KBM dengan menggunakan media kartu konstitusi dan sistem pemerintahan menunjukkan 77,4 % siswa termasuk kategori baik sekali, dan 12,9 % termasuk kategori baik..
Di samping itu, apabila berpedoman pada parameter yang dikemukakan oleh A. Suryadi (1978 : 20), sebagaimana dikemukakan berikut ini :
h.                 0%      ditafsirkan tidak ada
i.         1%  -  24%     ditafsirkan sebagian kecil
j.        25% -  49%      ditafsirkan hampir setengahnya
k.                 50%      ditafsirkan setengahnya
l.        51%   -  74%     ditafsirkan sebagian besar
m.    75%  -  99%     ditafsirkan hampir seluruhnya
n.                  100%   ditafsirkan seluruhnya
Maka berdasarkan tabel 6 dapat ditafsirkan bahwa bahwa hampir seluruh nilai yang diperoleh siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi termasuk kategori baik sekali.

Untuk ketuntasan hasil belajar, dapat dilihat berdasarkan daya serap siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran PKn Kelas VIII adalah 70.  Jika siswa memperoleh nilai kurang dari 70, maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas dan jika memperoleh nilai lebih dari sama dengan 70, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Distribusi, frekuensi dan persentase hasil belajar PKn untuk kompetensi dasar Konstitusi dan sistem pemerintahan pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7  Deskripsi  ketuntasan belajar berbagai kostitusi dan sistem pemerintahan kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi pada siklus I
Kategori
KKM
Jumlah siswa
Presentase (%)
Tidak tuntas
0 – 69
3
9,7
Tuntas
70 – 100
28
90, 03
Jumlah
31
100

Berdasarkan tabel  7  menunjukkan bahwa dari          31 siswa kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi, sebanyak 28 siswa (90,03 %) siswa dinyatakan tuntas untuk kompetensi dasar Konstitusi dan system pemerintahan.

Refleksi siklus 2
Pelaksanaan kegiatan belajar di kelas VIII C khususnya padda saat materi konstitusi dan system pemerintahan pada siklus 2  menunjukkan antusiasme dan keterlibatan aktif dari siswa. Hal ini diketahui bukan hanya terlihat pada saat KBM berlangsung , melainkan juga dari hasil evaluasi di kelas sebelumnya menunjukkan sebagian besar siswa yang  mampu mencapai bahkan melampaui kriteria ketuntasan minimal PKn kelas VIII SMP Al Amanah Cileunyi..
Game Make A Match Card tetap digunakan sebagai  media dan metoda pembelajaran PKn yang dirancang dan telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 untuk mempelajari berbagai konstitusi dsan system pemerintahan di Indonesia. Adapun tujuan pemilihan media kartu konstitusi adalah:
c.       Membantu menstimulus, mengundang, dan melibatkan seluruh potensi siswa, baik kognitif, afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran
d.      Membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran konstitusi dan sistem pemerintahan.
Pelaksanaan KBM pada siklus 2 juga berjalan lancar dan melibatkan tiga orang observer, yaitu Nurhayati, S.Pd (Guru senior), Ujang Abdul Muhyi, S.Pd (PKS Kurikulum, dan Endang Lis, S.Pd ( Guru bidang studi serumpun). Selama KBM, siswa menunjukkan perhatian terhadap penjelasan  peneliti mengenai aturan main game Make A Match Card, dan  pada saat pelaksanaan KBM secara utuh siswa menunjukkan motivasi dan keterlibatan. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi para observer (terlampir).
Pada siklus 2 ini peneliti menggunakan media penunjang berupa in focus untuk memudahkan siswa mengetahui semua pertanyaan guru. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari kendala yang dirasakan peneliti selama KBM, yaitu harus mengulang-ulang pertanyaan kepada siswa secara verbal. Dengan menggunakan infocus guru cukup menampilkan pertanyaan-pertanyaan di layar in focus, siswa menyimak pertanyaan yang mncul kemudian mencocokkan jawaban pertanyaan dengan tulisan di kartunya. Adapun hasil pengamatan dari para observer (terlampir) menunjukkan seluruh kegiatan belajar pada siklus 2 telah dilaksanakan dengan baik, dan seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas.  
Untuk melengkapi data yang mendukung hasil penelitian, peneliti juga menyebarkan angket Penggunaan Kartu Konstitusi dan Sistem Pemerintahan dalam Mencapai Kompetensi Dasar tentang Berbagai Konstitusi dan Sistem Pemerintahan di kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi. Adapun hasil pengolahan data berdasarkan angket yang telah dibagikan dapat dilihat dari tabel-tabel berikut.
Tabel 8  Game Kartu Konsep mempermudah saya dalam memahami pelajaran tentang konstitusi dan system ketatanegaraan Indonesia
No
O P T I O N
Jumlah
%

Setuju

Sangat Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

11

18

1

0
36,7

60,0

3,3

0

J u m l a h
30
100

  Berdasarkan tabel 8 tersebut, diketahui bahwa sebagian besar (60 %) siswa kelas VIII C setuju bahwa game kartu konstitusi dan system pemerintahan mempermudah mereka dalam memahami materi tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia.
Tabel 9  Game kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan menarik bagi siswa  
No
O P T I O N
Jumlah
%

Setuju

Sangat Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

13

17

0

0
43,3

56,7

0

0

J u m l a h
30
100

Berdasarkan tabel 9 tersebut diketahui bahwa sebagian besar (56,7%) siswa kelas VIII C menyatakan bahwa game kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan menarik bagi mereka.
Tabel 10 Game kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan membuat siswa lebih menyukai pelajaran PKn

No
O P T I O N
Jumlah
%

Setuju

Sangat Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

16

10

4

0
53,4

33,4

13,2

0

J u m l a h
30
100

Berdasarkan Tabel  10 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (53,4%) siswa kelas VIII C menyatakan bahwa game kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan membuat mereka lebih menyukai PKn


BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.     Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di kelas VIII C SMP Al Amanah Cileunyi menghasilkan beberapa kesimpulan yang sekaligus dapat menjawab batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1.       Penggunaan kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas.Hal ini dapat dipahami karena model belajar dengan menggunakan media kartu konsep konstitusi melibatkan seluruh siswatanpa kecuali melalui game (permainan) Make A Match Card dalam mempelajari berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia.
2.       Model Pembelajaran Make A Match Card dengan menggunakan kartu konsep konstitusi mengharuskan siswa berkonsentrasi mencocokkan kartu yang mereka peroleh dengan jawaban atas pertanyaan guru, hal menyebabkan siswa termotivasi untuk terlibat aktif dan fokus dalam kegiatan belajar di kelas.
3.       Model pembelajaran Make A Match Card dengan menggunakan kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan terbukti dapat menyebabkan hampir seluruh siswa (77,4 %) kelas VII C memperoleh nilai baik sekali dan hampir seluruh siswa ( 90,03 %)  siswa dapat melampaui nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
4.       Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada siswa, diketahui bahwa :
a.        Hampir seluruh siswa (96%) kelas VII C berpendapat bahwa model pembelajaran dengan menggunakan kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan membuat mereka lebih mudah memahami materi tentang berbagai konstitusi dan system pemerintahan di Indonesia.
b.       Seluruh siswa (100%) kelas VIII C berpendapat bahwa bahwa model pembelajaran dengan menggunakan kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan menarik motivasi belajar mereka.
c.        Hampir seluruh siswa (97%) kelas VIII C berpendapat bahwa model pembelajaran dengan menggunakan kartu konsep konstitusi dan system pemerintahan membuat mereka lebih menyukai pelajaran PKn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar