Kamis, 08 Desember 2011

IMPLEMENTASI FAKTA SEJARAH GERAKAN 30 SEPTEMBER DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


Indonesia merupakan Negara yang sangat dinamis, hal ini ditunjukkan oleh begitu beragam dan cepatnya peristiwa-peristiwa terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik yang berkaitan dengan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi, seringkali akhirnya berbagai peristiwa yang terjadi begitu cepat dan kemudian menjadi fakta-fakta sejarah itu dilupakan, padahal memiliki nilai pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi proses pendewasaan masyarakat suatu Negara.
Dalam konteks pendidikan, khususnya kegiatan belajar mengajar di sekolah, kenyataan ini tidak boleh luput dari perhatian guru. Hal ini disebabkan guru juga memiliki tugas untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan yang dapat dipergunakan baik untuk kerpentingan akademik maupun untuk memperkaya pengalaman belajarnya.
Salah satu  fakta sejarah yang cukup penting dan mulai luput dari perhatian masyarakat bahkan pemerintah adalah peristiwa Gerakan 30 September, atau yang lebih dikenal dengan peristiwa G 30 S/PKI. Berbagai perdebatan yang ada mengenai latar belakang peristiwa ini mungkin menjadi sebab kurangnya porsi penyampaian materi tersebut. Mungkin masih segar dalam ingatan kita sekitar tahun 1980 hingga menjelang akhir kekuasaan Orde Baru, para siswa mulai tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas diajak untuk menyaksikan film G 30 S/PKI. Tujuannya tentu saja agar siswa memiliki pengetahuan, pemahaman dan semoga saja tertanam dalam sistem nilai pribadinya bahwa Komunis sebagai ideologi jelas sangat membahayakan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebagai pendidik sudah sepantasnya bila kita tidak begitu saja melupakan pentingnya manfaat penyampaian materi tentang fakta sejarah Gerakan 30 september ini. Penyebabnya bukan hanya untuk mempertegas posisi Pancasila sebagai dasar negara, namun penanaman nilai-nilai penting yang terkandung dalam fakta sejarah tersebut,  antara lain bagaimana siswa diajak untuk memahami suasana kejiwaan bangsa Indonesia pada masa ketika peristiwa itu terjadi, siswa mempelajari bagaimana sikap para tokoh pemimpin Negara dan pelaku-pelaku sejarah tersebut dalam menghadapi konflik politik dan ideologi, serta bagaimana kondisi masyarakat Indonesia pada masa itu, baik kondisi ekonomi, sosial, dan budayanya. Dengan demikian, guru tidak akan terjebak dalam perbedaan pendapat atau polemik sekitar peristiwa Gerakan 30 September karena masih banyak hal penting yang perlu digali dan disampaikan kepada siswa.
Upaya mengimplementasikan fakta sejarah Gerakan 30 September dalam kegiatan pembelajaran di sekolah memang tidak mudah. Beberapa kendala yang dihadapi guru PKn maupun guru Sejarah adalah terbatasnya buku sumber belajar yang tersedia di sekolah, sulitnya diperoleh media pembelajaran yang relevan antara lain berupa CD dokumentasi sejarah G 30 S/PKI maupun CD film sejarah Gerakan 30 September yang sering ditayangkan di televisi pada pada masa Orde baru. Dalam hal ini, dibutuhkan upaya lebih baik dan rajin dari guru yang bersangkutan untuk menyiasati kendala-kendala tersebut. Sekarang ini segala macam informasi sebetulnya dapat dengan mudah diperoleh melalui internet, termasuk informasi mengenai fakta sejarah Gerakan 30 September. Namun diakui bahwa kemampun guru dalam memanfaatkan media internet ternyata banyak yang belum cukup memadai. Bahkan masih ada guru yang belum memandang perlu memanfaatkan internet sebagai media penyedia informasi yang dibutuhkan  untuk meningkatkan kualitas mengajar di kelas.
Kenyataan tersebut memang disadari akan sangat merugikan bagi upaya pencapaian tujuan pendidikan maupun pengajaran. Sebagai pendidik dan pengajar hendakanya guru memiliki kepedulian untuk senantiasa meningkatkan kualitas keilmuan maupun kemampuan dalam mengolah bahan ajar agar dapat disampaikan dengan cara yang menarik minat siswa hingga tercapai tujuan pembelajaran. Di samping itu, peran Pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan nasional, dalam penentuan kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dipandang cukup penting, bukan hanya untuk mengungkap fakta-fakta sejarah yang penting dpelajari siswa melainkan juga agar guru mendapat kemudahan dalam memperoleh bahan ajar dan media pembelajaran yang relevan.

*)Penulis adalah Guru PKn di SMP Al Amanah Cileunyi Kabupaten Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar